Iaijutsu sepintas terlihat hanya memfokuskan pada teknik mencabut pedang sekaligus masuk kedalam teknik menebas. Namun sebetulnya, itu bukanlah komponen satu-satu nya dari seni ini, banyak kata dari iaijutsu yang melibatkan gerakan gerakan tambahan teknik penggunaan pedang setelah pedang tercabut, yang meliputi banyak sekali variasi dari skenario pertempuran.
Mindset nya adalah, seorang praktisi harus mampu menggunakan pedang dengan tepat dan seketika ketika dipertemukan dengan situasi yang membahayakan dari seorang musuh yang berbahaya. Mencabut pedang terlalu dini hanyalah akan menunjukkan bahwa diri kita agresif dan hanya akan memperburuk situasi. Situasi pertempuran yang seharusnya bisa dihindari, tak mampu untuk dihindari jika mencabut pedang terlalu dini. Seorang praktisi iaijutsu mengembangkan dan melatih mental dalam melihat situasi kemungkinan terjadinya pertempuran dengan mencegah terjadinya pertempuran sampai pada titik penggunaan pedang adalah satu satu nya pilihan. Dari sejak pedang tercabut dari sarungnya seorang praktisi harus mampu mempertahankan ketajaman mentalnya dan melakukan gerakan yang disengaja untuk menghindari semua serangan lawan dengan cara yang mudah dan efisien.
Melalui latihan iaijutsu seseorang dapat belajar untuk menjadi tenang dalam situasi yang menantang, mempertahankan fokus mental, dan memperlihatkan sikap damai dengan orang lain. Sikap ini dinyatakan pada kinerja kata dan perilaku seseorang di dalam dojo. Dengan tidak adanya musuh yang nyata, praktisi Iaijutsu harus belajar untuk mengatasi kendala yang disajikan oleh dirinya sendiri.
Dari sudut pandang mata awam dan dengan pemahaman yang naif latihan fisik iaijutsu kelihatannya menggelikan. Iaijutsu terlihat cukup mudah. Dan latihan iaijutsu kelihatannya tidak melelahkan. Kenyataannya adalah mungkin terlihat mudah bila dilakukan dengan baik oleh seorang praktisi yang berpengalaman, tapi itu adalah hasil akhir dari banyaknya keringat dan pelatihan keras yang tercurah selama bertahun tahun untuk mencapai tingkat kemahiran seperti yang dipertontonkan dan terlihat mudah.
Banyak kerja keras di iaijutsu yang melibatkan pengendalian pedang dan tubuh anda sehingga semua gerakan mempertahankan kesigapan yang konstan dengan kemampuan melindungi diri sendiri dan menyerang musuh secara tiba tiba setiap saat. Menggerakkan badan atau pedang bahkan hanya beberapa derajat ke arah yang salah saja bisa menimbulkan satu kondisi yang rentan. Praktisi iaijutsu harus mematuhi aturan-aturan yang tepat dari setiap gerakan sehingga "logika" teknik tidak pernah dilanggar. Ini saja bisa melelahkan secara fisik. Mampu melakukan ini secara konsisten dan sangat presisi membutuhkan banyak pengulangan dan kerja keras.
Dalam melakukan kata, seorang praktisi iaijutsu harus mampu menciptakan suasana ketegangan seperti saat bertemu lawan dengan menciptakan rasa bahaya dan fokus yang selalu tertanam. Hal ini harus dilakukan dengan tetap menjaga semangat tetap tenang yang tidak terpengaruh oleh gangguan dari luar atau kegagalan diri sendiri. Keterampilan mental yang dapat diambil dari dojo ini dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Filosofi yang tinggi dapat disimpulkan oleh pepatah iaijutsu; "Saya no uchi no kachi" Mencapai kemenangan dengan pedang tetap didalam sarung. Tujuan seseorang pada akhirnya adalah dengan menggunakan jalan damai sebagai sarana memperbaiki diri sendiri dan orang yang berinteraksi dengan anda.
Teknik-teknik iaijutsu pada tahap awal memang sengaja dipraktekkan secara perlahan. Sebagian alasannya adalah karena penerapan timing saat berinteraksi dengan lawan sangatlah penting. Bergerak terlalu cepat dapat mengaburkan elemen elemen penting sekaligus kehilangan tujuan utama dari latihan. Pada kenyataannya juga lebih sulit untuk mengeksekusi gerakan iaijutsu secara perlahan. Hal ini mungkin tampak bertentangan. Dalam skenario kehidupan nyata hanya sepersekian detik saja dapat membedakan antara hidup dan mati. Kecepatan mungkin menjadi faktor penentu dalam keberhasilan. Untuk bergerak cepat sangatlah mudah, untuk mengayunkan pedang dengan kekuatan dan kecepatan penuh, tetapi jika itu adalah tujuannya maka efektivitasnya akan hilang.
Skill ini perlu dicapai melalui pergerakan yang ekonomis dan efisien serta ketenangan jiwa. Kecepatan memiliki tempat di iaijutsu tapi hanya jika benar dalam aplikasinya. Jika teknik dapat dilakukan secara kompeten dengan cara yang lambat maka si praktisi akan cukup terampil untuk mempercepat gerakannya di saat diperlukan.
Jika kecepatan adalah tujuan utama di awal, maka banyak substansi iaijutsu yang harusnya dikuasai akan tetap berada di luar jangkauan penguasaan. "Substansi inti" inilah yang terdiri dari sejumlah elemen yang saling berkaitan (details) yang tak akan mungkin bisa diketahui oleh penonton awam yang tak terlatih. Di sinilah aspek pengembangan pribadi mulai ikut bermain.
Ingin tahu lebih lanjut tentang iaijutsu? Silahkan daftar di salah satu dojo kami di kota anda. Atau hubungi Kenji Sekiguchi sensei untuk latihan private jika di kota anda tidak ada dojo cabang Samurai Indonesia. Kenji Sekiguchi sensei bisa dihubungi di nomer WA: 081357635764
1. Apa itu iaijutsu?
Jawab: Iaijutsu adalah beladiri pedang samurai tradisional (sudah ada dan dipakai di zaman samurai) yang melibatkan seni mencabut pedang dengan cepat (baca: timing nya tepat), sekaligus menebas lawan atau menangkis dan menebas, didalam kondisi yang tidak siap tempur sekalipun.
2. Apa bedanya iaijutsu dengan kendo?
Jawab: kendo adalah olahraga fencing modern (game pedang-pedangan seperti anggar kalau di eropa) yang menggunakan shinai (pedang bambu yang bentuknya lurus, tidak memiliki curvature seperti layaknya katana), dan memakai pelindung untuk shiai (bertanding) dengan posisi kamae (posisi pedang sudah tercabut dan siap tempur), kemudian saling tebas dan menangkis dengan target sasaran yang sudah ditentukan (menebas anggota tubuh lain tidak mendapat point). Iaijutsu adalah beladiri tradisional yang usianya lebih dari 450 tahun dan telah survive di era para samurai. Iaijutsu latihannya menggunakan pedang tajam (katana) sungguhan dan sayatsuki bokuto (pedang kayu yang ada sarung pedangnya) yang terdiri dari rangkaian kata (jurus), bunkai (aplikasi dari kata) dan kumitachi (semacam latihannya kenjutsu tradisional yaitu kata berpasangan). Kata-kata dalam iaijutsu diciptakan berdasarkan situasi pertempuran nyata yang dialami oleh si pencipta, sasaran tebasan: semua anggota tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, bahkan di situasi tertentu, punggung lawan. Dan seperti di beladiri jujutsu, aikijujutsu atau aikido, tidak ada shiai (pertandingan) di iaijutsu. Dan seperti di jujutsu, aikijujutsu dan aikido, meskipun merupakan beladiri non competition, beladiri ini melatih praktisinya untuk terbiasa menghadapi beraneka macam serangan dari segala macam arah dan posisi. Iaijutsu berbeda dengan iaido aliran tertentu yang hanya latihan kata tanpa kumitachi dan bunkai, di iaijutsu praktisi nya harus latihan kumitachi dan bunkai dari semua kata, sehingga terbiasa dengan timing dan maai sebagaimana tori dan uke di aikijujutsu. Di zaman modern karena kita tidak menyelesaikan masalah dengan menyilangkan pedang, maka latihan iaijutsu lebih ditekankan untuk improving diri sendiri untuk menjadi orang yang lebih baik. Lebih menghargai dan menghormati orang lain, menekan ego kita, mencintai keindahan, dan mencintai sesama manusia. Namun demikian, skills iaijitsu akan sangat bisa dipakai jika sewaktu-waktu sang praktisi harus membela diri dan keluarganya dari orang yang berniat jahat.
3. Apakah latihan iaijutsu harus pakai pedang tajam?
Jawab: untuk latihan kata paling ideal memakai pedang tajam (shinken), tetapi jika belum punya karena harganya relative mahal, boleh menggunakan sayatsuki bokuto. Sangat disarankan bagi yang mampu beli shinken untuk latihan pakai shinken sejak awal. Honbu dojo Samurai Indonesia Sidoarjo dan Surabaya, juga cabang Yogyakarta dan cabang Tangerang Selatan di era tahun 2005 hingga 2009 mewajibkan murid baru sudah latihan memakai shinken sejak awal, namun karena perkembangan setelah tahun 2009 ke atas dg masuknya banyak praktisi aikido ke Samurai Indonesia yang enggan memakai shinken akhirnya peraturan wajib pakai shinken tersebut melonggar. Kenji sensei sejak tahun 2023 ini ingin sekali untuk mengembalikan peraturan wajib pakai shinken bagi murid yang berlatih solo kata, terutama sekali bagi murid mulai dari kyu 2 dan kyu 1 ke atas. Bahkan Kenji sensei dan murid-murid Samurai Indonesia tidak pernah punya iaito sejak tahun 2005 hingga 2022. Di tahun 2022 Kenji sensei pernah membeli iaito karena penasaran tetapi hanya di pakai 1-2 bulan saja lalu dijual lagi dan kembali ke asalnya yaitu memakai shinken 100% untuk latihan solo kata.
Kenji Sekiguchi sensei di tahun 2008 memperagakan kata dan tameshigiri menggunakan shinken
4. Kalau saya sudah punya pedang tajam (shinken) apakah tetap harus pakai bokuto untuk latihan?
Jawab: tetap harus punya sayatsuki bokuto, karena latihan kumitachi (latihan berpasangan) dan bunkai (aplikasi kata berpasangan dengan 1 atau lebih dari 1 partner) lebih aman jika menggunakan sayatsuki bokuto.
5. Saya tidak mau pakai pedang tajam (shinken), saya takut terluka, saya mau pakai iaito (pedang tumpul) saja apakah boleh?
Jawab: Dengan teknik yang benar, latihan solo kata memakai shinken adalah aman. Soal terluka sedikit saat latihan itu hal yang biasa dan sering kami alami di tahun 2005-2009. Namun untuk shoshinsha boleh pakai bokuto atau iaito, dan mulai dari kyu 2 atau kyu 1 anda harus perform menggunakan shinken untuk persiapan ujian Yudansha yang wajib 100% pakai shinken. Jika anda tidak membiasakan diri memakai shinken jauh-jauh hari, saat ujian yudansha anda akan memakai shinken dan akan merasa cepat capai karena hrs fokus agar tangan tidak teriris dan itu sangat melelahkan karena ujian yudansha sendiri sudah melelahkan ditambah anda harus fokus pada pemakaian shinken.
6. Apakah saya harus pakai hakama untuk latihan iaijutsu?
Jawab: harus, dan tidak ada pengganti hakama dalam bentuk apapun. Hakama tidak bisa diganti dengan kulot atau sarung celana.
7. Apakah saya harus pakai tabi untuk latihan iaijutsu?
Jawab: HARUS, tabi adalah wajib, dan harus warna PUTIH. Sebetulnya tabi tidak ada penggantinya sebagaimana hakama tidak bisa digantikan oleh sarung celana (sarung yg model celana) atau tidak bisa diganti dengan kulot. Namun jika terpaksa, boleh pakai kaos kaki putih sebagai gantinya tabi jika kesulitan mendapatkan tabi di Indonesia. Dan sangat kurang pantas bagi yudansha (menkyo) apabila masih memakai kaos kaki, dan tidak memakai tabi, apalagi Samurai Indonesia secara berkala membuka order kolektif tabi ke Jepang. Baca disini tentang tabi
8. Saya sudah punya bokken karena saya juga latihan aikido, apakah saya tetap harus beli sayatsuki bokuto?
Jawab: tidak harus beli lagi, tapi anda harus membuat "saya" nya (sarung pedang). Walaupun saran kami sebaiknya beli lagi sayatsuki bokuto dengan panjang nagasa yang sesuai dengan aliran kita. Bokken aikido biasanya kurang panjang untuk ukuran pedang standard Komei Juku.
9. Apakah saya boleh pakai sabuk beladiri lain sebagai gantinya kaku obi?
Jawab: Tidak boleh. Sebagaimana hakama tidak bisa digantikan dengan kulot atau sarung celana, dan tabi tidak bisa digantikan dengan kaos kaki. Kaku obi pun tidak bisa diganti sabuk karate atau stagen jawa. Pakaian seorang samurai adalah pakaian tradisional termasuk obi, hakama dan tabi nya. Di zaman samurai tidak ada sabuk dengan warna tertentu sebagai penunjuk tingkatan tertentu. Juga cara mengikat kaku obi adalah cara tradisional, soke (grand master) Sekiguchi Komei sensei sendiri mengajarkan bagaimana cara mengikat kaku obi yang benar dan bagaimana cara memakai hakama secara tradisional yang benar di seminar iaijutsu yang diadakan di Sidoarjo Jawa Timur Indonesia, menunjukkan pentingnya kita sebagai praktisi iaijutsu mengetahui dan mempraktekkan iaijutsu secara keseluruhan, bukan setengah-setengah. Keseluruhan dalam arti baik pakaian nya maupun ilmu nya.
10. Sejak kapan Samurai Indonesia berdiri?
Jawab: Kenji Sekiguchi sensei mengajar iaijutsu sejak tahun 2004, Samurai Indonesia resmi tercatat sebagai organisasi beladiri di kantor notaris Surabaya pada bulan Januari 2005. Samurai Indonesia resmi menjadi Indonesia Komei Juku, official representative Komei Juku Honbu Dojo Jepang pada bulan Oktober 2007. Arti logo Samurai Indonesia klik disini.
12. Berapa tahun saya lulus?
Jawab: Iaijutsu adalah life time martial arts (beladiri seumur hidup). Tidak ada habisnya untuk dipelajari. Tetapi jika anda tanya berapa tahun saya mencapai tingkatan Yudansha, maka jawabnya: Jika anda rajin latihan, tidak pernah bolos dan selalu lulus ujian, mungkin sekitar 4-5 tahun anda akan mencapai tingkatan Yudansha. Untuk private dengan Kenji sensei bisa lebih cepat lagi.
13. Apakah ada attribute atau warna tertentu yang membedakan antar tingkatan?
Jawab: Tidak ada. Tidak ada sabuk, attribute atau warna tertentu yang membedakan antar tingkatan, bahkan pakaian latihan yang anda (murid baru) kenakan dengan yang dikenakan oleh Soke (Grand Master) Sekiguchi Komei sensei tidak ada bedanya.
14. Apa arti dari Muso Jikiden Eishin ryu?
Jawab: Muso artinya tak tertandingi, julukan muso ini diberikan oleh shogun (regent) Toyotomi Hideyoshi sekitar tahun 1590 pada saat grandmaster ke 7 Hasegawa Eishin mendemonstrasikan teknik iaijutsu ini didepan shogun (regent) Toyotomi Hideyoshi, waktu itu mendapat predikat Muso Ken artinya pedang tanpa tandingan. Jikiden artinya tak terputus, maksudnya adalah lineage (garis silsilah) aliran ini tak terputus mulai dari pencipta hingga generasi berikutnya. Eishin diambil dari nama grandmaster ke 7, Hasegawa Eishin. Ryu artinya aliran.
15. Apa arti dari Komei Juku?
Jawab: Komei adalah nama Grandmaster ke 21 Sekiguchi Takaaki, yang mana kanji Takaaki bisa dibaca Komei dalam cara baca onyomi. Sedangkan Juku artinya sekolah. Berarti Komei Juku adalah sekolah milik grandmaster Sekiguchi Takaaki.
16. Apakah pedang sabuk (lentur) yang biasa dijual oleh para penjual dengan harga miliaran rupiah termasuk pedang samurai?
Jawab: Bukan! Sama sekali bukan pedang samurai dari era manapun. Itu adalah pedang fantasy, bukan pedang samurai, bukan pedang Jepang, bukan pedang ninja. Silahkan baca disini untuk referensinya: http://www.japaneseswordindex.com/repro.htm
17. Berapakah panjang pedang yang dipakai di Samurai Indonesia?
Jawab: Para murid Komei Juku baik di Indonesia maupun Jepang dan luar negeri lainnya memakai pedang dengan panjang blade 1/2 dari tinggi badan praktisinya. Contoh: si A tingginya 180cm, maka panjang blade nya adalah 90cm. Tidak menutup kemungkinan murid senior Komei Juku memakai panjang blade yang melebihi 1/2 tinggi badannya. Seperti Kenji sensei tinggi badan 174cm, tetapi panjang bladenya 90cm.
Artikel ini telah diupdate pada tanggal 12 Agustus 2023